Peran dan Tanggung Jawab

Beberapa teman sangat bangga ketika mendapat banyak peran. Beberapa kolega merasa memiliki derajat arogansi yang lebih tinggi ketika duduk di banyak kursi, dimintai lebih banyak pendapat, diundang di lebih banyak pertemuan dan yang terpenting ketika mendapat lebih banyak pemasukan, hasil dari kesibukan. Indikasinya simpel, mereka semakin tidak mau kalah apalagi disalahkan. Mereka makin sering menginginkan kemenangan dari pembicaraan tidak penting, mulai mengatur-atur yang tidak perlu teratur dan terlihat lebih enak kala tidak teratur. Kehidupan antar individu itu kompleks jadi biarkan saja tidak teratur. Berbeda dari kerumitan komponen yang memang lebih indah saat ditata. 

Ironisnya adalah mereka seolah berpaling ketika berbicara tanggung jawab. Mereka menerima semua perannya, menikmati kompensasinya (yang sebagian besarnya adalah materi) tapi memantul-mantulkan tanggung jawabnya. Peranlah yang membedakan manusia dan lainnya tapi level  tanggung jawablah yang membedakan manusia satu dengan lainnya.  Beberapa dari mereka juga berkelit mengabaikan tanggung jawab satunya dengan beringsut pada alasan sedang mengerjakan tanggung jawab yang lain padahal dahulu menerima kedua peran itu dengan senang hati. Hasilnya adalah..... dunia yang diabaikan, di nomor duakan, tigakan dan seterusnya. Dunia ini kacau bukan karena kompleksitasnya, tapi karena kita menambahkan atau memaksakan kerumitan pada kompleksitas tadi  .

Comments

Popular posts from this blog

Andai Saja

Pilihan

Berbeda