Posts

Fiksi

Hello World, untuk kali ini saya mencoba mengomentari pendapat seorang "ahli" yang mengatakan bahwa kitab suci adalah sebuah karya fiksi. Ucapannya sempat membuat gempar karena dilontarkan di salah satu diskusi tersohor yang ditayangkan oleh TV swasta. Sebagian orang termenung karena pikirannya sibuk mencari tahu maksud pernyataan itu, sementara sebagian lagi menyerang karena berpikir bahwa ini adalah bahan yang enak untuk santapan politik.  Tidak sedikit yang seolah sok memahami ucapan ini agar tidak terlihat bodoh.  Saya tertegun, jujur bukan karena ucapannya. Ucapan ini biasa saja dan tidak menggugah. Yang menjadi perhatian saya adalah betapa sesuatu yang seharusnya tidak menjadi bahan perdebatan malah menjadi sumber pertikaian. Kalau seperti ini adanya sungguh mudah sekali menghancurkan negeri ini ,karena di dalamnya ternyata masih dihuni oleh sapiens-sapiens yang keinginanya hanya menguasai bumi pertiwi. Kita hanya menginginkan semua orang sepaham dengan kita, yang ti

Tumbuh

Cara perasaaan (cinta) bertumbuh bagi saya hampir mirip seperti tanaman. Cara pertama adalah bertumbuh secara alami, seperti bunga dandelion (randa tapak), biji kapuk dan lainnya yang hanya perlu diterbangkan angin, lalu kemudian bertebaran keseluruh dunia menjadi duta keindahan yang mengisi seantero bumi. Mereka hidup dengan mudah, bergerombol di padang-padang tak terawat dan menyukai kebebasan. Keindahan yang tak kalah menawan ini,  namun karena mampu hidup seperti tanpa usaha seringkali seolah-olah memiliki nilai material yang tidak besar sehingga sering menjadi terabaikan.  Cara kedua adalah dengan bantuan manusia, bunga-bunga ini harus dirawat sedemikian rupa sehingga mau tumbuh dan berbunga. Entah karena mengubah dan memaksanya tumbuh di lingkungan yang tidak seharusnya tetapi tetap diperlukan usaha untuk membuat mereka bertahan demi keindahan yang ingin kita dapatkan. Mereka bernilai tinggi secara materi namun akan menjadi sesuatu yang malas yang untuk seterusnya diperlukan i

Gini

Hello world, saya sebenarnya sedikit enggan menulis artikel ini. Bukan saja karena saya terkait secara personal maupun profesional  akan tetapi karena kita kiranya harus mengakui bahwa pemahaman saat ini tentang  perilaku ketimpangan ekonomi masih dapat dikatakan jauh dari memadai. Secara singkat saya bisa sampaikan bahwa data mengenai ketimpangan ekonomi di Indonesia saat ini dihitung dan dirilis oleh Badan Pusat Statistik setiap dua kali dalam setahun sejak tahun 2011. Dari sekian indeks ketimpangan yang ada (anda bisa search di wikipedia tentang general equality index ), Rasio Gini dipilih untuk melihat gambaran umum mengenai bagaimana  hasil ekonomi didistribusikan ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, data ketimpangan berhasil dirilis hingga level kabupaten atau kota (data untuk level ini hanya tersedia sekali selama setahun). Secara deskriptif dapat dilihat bahwa level  ketimpangan ekonomi terus mengalami kenaikan antara tahun 2000 sampai tahun

Pilihan

Hello world, hampir semua orang dewasa pernah berkata bahwa hidup adalah pilihan. Iya, ini pilihan kita dalam proses kehidupan tapi ini bukan tentang hasil yang akan kita raih. Pilihan ini tentang keberanian dan kesiapan tetapi bukan mengenai salah dan benar. Seperti kata Calne, akal adalah tentang "bagaimana" sementara naluri adalah tentang "mengapa"  Kita dihadapkan pada banyak alternatif yang apabila kita kombinasikan mungkin akan menghasilkan miliaran alur masa depan tentang apa yang akan kita hadapi dan bagaimana nanti kita menghadapinya. Seperti berlari, kita bisa memilih berlari di mesin treadmill atau  di komplek perumahan, memilih ikut perlombaan 10K (hanya demi kaos dan selfie) atau bahkan mungkin ikut  triathlon dan marathon.  Itu semua kembali kepada kita. Hidup tidak pernah flat tapi bersosilasi secara tidak beraturan. Tapi percayalah sesungguhnya kita tidak memilih, kita hanya merasa memilih. Mengapa demikian? Karena kehidupan ini bukan tentang ke

Logika dan Rasa

Hello world, kembali dengan tulisan tidak jelas saya ini. Saya berharap tulisan-tulisan saya ada pembacanya. Saya selalu berusaha menulis seorisinalitas mungkin, meskipun tidak dapat saya pungkiri ada kemungkinan terdapat tulisan sejenis hasil pikiran manusia lain di belahan ruang dan waktu lainnya. Tulisan saya kali ini membahas tentang apa yang sering kita ucapkan sebagai akal ( reason, logic, intelejensi) dan budi ( mind, feeling, hati). Jujur saya akui bahwa  saya berpikir keras untuk mendedahnya. Tentu saja kesulitan ini datang karena saya tidak menguasai kompetensi yang cukup mengenai bahan yang saya anggap "layak bincang" ini. Secara pribadi saya menganggap akal dan budi adalah sesuatu yang berlainan meskipun saya tidak tahu determinan apa yang membedakannya karna sekali lagi ini adalah sesuatu yang absurd . Setiap kali berkata tentang logika kita akan membayangkan sebuah kepala (kepala kita, kepala Einstein dengan rambut berantakannya namun kita tidak akan memb

Karma

Hello world, di postingan ini saya akan menulis sesuatu yang lebih panjang dibandingkan dengan  sebelumnya. Postingan ini tentang sesuatu yang lebih absurd, dan seperti yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini adalah bahwa setiap tulisan saya tidak pernah mencoba memberikan solusi. Tulisan saya hanya pemahaman saya mengenai apa yang ditangkap oleh panca indera saya, diartikan oleh intelejensi saya dan kemudian kalau masih tersisa sedikit ruang, akan disimpan oleh memori saya. Silahkan diperdebatkan dengan diri masing-masing hehehe. Oke mari kita lanjutkan ke- absurd an ini. Pertama, tulisan kali ini adalah bahasan saya tentang Karma Phala  atau secara harfiah diartikan sebagai "hasil perbuatan" . Istilah ini jelas dalam Agama Hindu dan merupakan salah satu dari lima esensi kepercayaan umat Hindu terhadap agamanya. Saya tidak akan menyinggung konsep Karma Phala di luar konteks Hindu, karena pemahaman saya dari sisi Hindu saja sudah terbatas apalagi dilihat dari keyakin

Salam

Hi, im here, for you, face to face, but im not here to talk to you, im greeting your inner soul